Sabtu, 05 Desember 2015

ALIRAN UANG (CASH FLOW) DAN PENYUSUNANNYA



Pengertian 


Secara harfiah makna cash flow adalah aliran uang. Namun secara umum arti dari cash flow dalam suatu perusahaan adalah laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan dalam satu periode. Maksudnya disini adalah aliran masuk dan aliran keluar uang atau setara uang (cash equivalent) atau investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat di jadikan uang dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.


Fungsi Cash Flow

     Fungsi cash flow secara umum yaitu melihat aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu. Maksudnya uang pada waktu/periode mempunyai nilai yang berbeda. Cash Flow mempunyai 3 fungsi lainnya, yaitu:

1. Fungsi Likuiditas => Dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.

2. Fungsi Anti Inflasi => Dana yang disimpan yang bertujuan untuk menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.

3. Fungsi Capital Growth => Dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.

Aliran uang yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
  1. Initial Cash Flow (Aliran uang awal): Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi, misalnya: pembelian tanahm gedung, biaya pendahuluan, dll. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).\
  2. Operational Cash Flow (Aliran uang operasional): Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti: penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh karena itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow)\
  3. Terminal Cash Flow (Aliran uang akhir): Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
     Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan lain, yaitu:
  • Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukkan dalam cash flow hanya yang bersifat tunai.
  • Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
  • Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus uang masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget uang, misalnya: kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibannya.
Kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajemen, diantaranya:
  1. Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
  2. Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
  3. Membantu manager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
  4. Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya.
Tujuan Utama Cash Flow
          Tujuan utama pembuatan laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relefan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode. Pelaporan sumber daya, tujuan pemakaian, dan kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode dapat membantu investor, kreditor, dan pihak-pihak lain mengetahui apa yang terjadi terhadap sumber daya perudahaan yang paling likuid.

Laporan arus kas menyediakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sederhana tetapi penting berikut:
  • Dari mana kas berasal selama satu periode?
  • Berapa kas yang digunakan selama satu periode?
  • Berapa perubahan saldo kas selama satu periode?
  • Wawasan Internasional: International Accounting Standar 7 mewajibkan penyajian laporan arus kas. Baik standar internasional maupun GAAP. AS menetapkan bahwa arus kas harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan.
Berikut contoh format Laporan Arus Kas:
Cash Flow Statement.
Informasi yang dibutuhkan untuk membuat laporan arus kas biasanya berasal dari:
v Neraca Komparatif
v Laporan laba-rugi berjalan (profit and lost statement)
v Data transaksi terpilih
Cash Flow From Operating Activity $ xxx
Cash Flow From Invested Activity $ xxx
Cash Flow From Financing Activity $ xxx
Plus (minus) Cash $ xxx
Cash Beginning $ xxx
Cash Ending $ xxx

A). Aktivasi Operasi (Operating Activity), yaitu aktivitas kas yang berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan.
  • Arus kas masuk
  • Penjualan barang dagangan
  • Dividend
  • Pendapatan bunga
  • Arus kas keluar
  • Pembayaran pembelian barang dagangan
  • Pembayaran pembelian perlengkapan
  • Pembayaran pajak
B). Aktivasi Investasi (Invested Activity), yaitu aktivitas kas yang berkaitan dengan aktivitas Investasi perusahaan.
  • Arus kas masuk
  • Penjualan aktiva tetap
  • Penjualan ekuitas perusahaan lain
  • Pengembalian pokok pinjaman
  • Arus kas keluar
  • Pembelian aktiva tetap
  • Pembelian obligasi dan ekuitas perusahaan lain
  • Pinjaman kepada pihak ketiga
C). Aktivitas Pendanaan atau Keuangan (Financing Activity)
      Yaitu aktivitas kas berkaitan dengan aktivitas pendanaan (financial) perusahaan. Termasuk pinjaman dari kreditur dan pengembalian pokok pinjaman dari kreditur dan pengembalian pokok pendapatan sumber dana dari pemilikan dan mengembalikan investasi.
  • Arus kas masuk
  • Hasil dari pinjaman
  • Penerbitan saham ekuitas sendiri
  • Arus kas keluar
  • Pelunasan pokok pinjaman
  • Pembelian kembali saham perusahaan sendiri
  • Pembayaran Deviden
Arus kas masuk dan arus kas keluar yang diklasifikasikan menurut aktivitas diatas dapat ditunjukkan dalam ilustrasi berikut:
Operating Activity
  • Ketika penerimaan kas (pendapatan) melebihi pengeluaran kas (beban) 
Invested Activity
  • Penjualan aktiva tetap perusahaan.
  • Penjualan sekuritas hutang, atau sekuritas lain.
  • Penagihan pinjaman jangka panjang.
Financing Activity
  • Penerbitan sekuritas equitas
  • Penerbitan hutang (obligasi dan wessel)
     Dalam menyusun sebuah laporan arus kas, terlebih dahulu kita menyusun data posisi keuangan agar mudah dalam menganalisis efek kas dalam aktivitas perusahaan. Data posisi keuangan dapat kita peroleh dari laporan laba atau rugi konsolidasi dan neraca konsolidasi dua periode terakhir. Selain itu data tersebut juga dapat diperoleh dari transaksi-transaksi (data-data) khusus yang memiliki efek terhadap posisi keuangan perusahaan.
       Setelah pemilihan data tersebut, kita juga perlu memverifikasi data yang telah tersusun ke dalam salah satu kategori aktivitas perusahaan. Ini dapat kita ketahui melalui analisis efek perubahan saldo sebuah akun dalam jenis aktivitas yang dijalankan perusahaan.

Ada 4 langkah dalam penyusunan Cash Flow, yaitu:
  1. Menentukan minimum kas
  2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
  3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ke- 3.
  4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
  5. dan perubahan modal—tanpa melihat buku kas.

Cara Membuat Cash Flow

Secara umum, laporan arus kas bisa dibuat dengan menggunakan dua metode/cara/teknik/pendekatan, yaitu: (1) metode langsung (direct method); dan (2) metode tak-langsung (indirect method).
Kedua metode ini, sesungguhnya, tidak jauh berbeda;
  • Sama-sama melaporkan aliran kas
  • Sama-sama mengelompokan transaksi kas ke dalam tiga kategori utama, yaitu: (a) arus kas dari aktivitas operasional; (b) arus kas dari aktivitas investasi; dan (c) arus kas dari aktivitas pembiayaan.
  • Sama-sama merinci masing-masing kelompok besar di atas menjadi item-item yang lebih detail—sesuai dengan format laporan arus kas yang umum digunakan (silahkan lihat contoh formatnya).
Perbedaannya, terletak pada proses pembuatan laporannya, khususnya pada kelompok ‘arus kas dari aktivitas operasional’:
  • Menggunakan metode langsung (direct method), kelompok ‘arus kas dari aktivitas operasional‘ disusun dengan menggunakan data transaksi yang diambil langsung dari BUKU KAS.
  • Menggunakan metode tak-langsung (indirect method), kelompok “arus kas dari ‘aktivitas operasional’ disusun dengan menggunakan “Laporan Laba Rugi” yang dianggap sebagai representasi aktivitas operasional perusahaan.
Pertanyaannya: Apakah sebaiknya menggunakan metode langsung atau tak-langsung?
  • Untuk pihak eksternal, tidak terlalu penting apakah menggunakan metode langsung atau tak-langsung, bagi mereka keduanya sama saja.
  • Sedangkan untuk pihak internal (manajemen), dari pengalaman saya sendiri, mereka lebih menyukai laporan arus kas yang disusun dengan menggunakan metode tak langsung. Mengapa? Karena mereka bisa melihat gambaran mengenai kelogisan hubungan antara pendapatan bersih dengan aliran kas bersih yang berasal dari aktivitas operasional perusahaan.
Dari sisi kita sendiri (sebagai penyusun laporan), mana yang lebih mudah; direct atau indirect method?
Menurut saya pribadi, relative. Masing-masing orang memiliki kebiasaan dan preference yang berbeda. Kebiasaan dan preference inilah yang menentukan mana yang akan terasa lebih mudah. Yang jelas:
  • Dengan direct method, anda bisa membuat laporan arus kas hanya dengan menggunakan buku besar kas—tanpa menunggu laporan laba rugi, neraca dan perubahan modal.
  • Dengan indirect method, anda bisa membuat laporan arus kas hanya dengan menggunakan neraca, laporan laba rugi dan perubahan modal—tanpa melihat buku kas.


Sumber :
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2012/08/cara-membuat-laporan-arus-kas-cash-flow-statement-part-1/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar